Monday, June 12, 2006

LASIK : TANPA KACAMATA




Jakarta, Kompas

Keharusan memakai kacamata atau lensa kontak mulai merepotkan Anda. Mungkin saatnya mempertimbangkan untuk melakukan bedah refraktif. Salah satunya yang tengah populer, dengan metode LASIK.

CARA ini dianggap efektif untuk memperbaiki kelainan refraksi seperti miopi (rabun jauh), hiperiopia (rabun dekat), presbiopia bahkan astigmat (silinder). Singkatnya, LASIK mengatasi gangguan penglihatan yang bisa diatasi dengan bantuankaca mata atau lensa kotak.

Ini sebenarnya bukan temuan baru. Aplikasi laser di dunia kedokteran sudah puluhan tahun. LASIK sendiri kependekan dari Laser assisted in-situ keratomileusis -- sudah dikenal 1998. Metode ini boleh dibilang penyempurnaan laser yang dikenal sejak lama.

Lalu kapan seseorang perlu melakukan LASIK?

"Kalau ia merasa terganggu dengan kacamata atau lensa kontak. Kalau fine-fine saja dengan kacamata, ya tak perlu melakukan LASIK,” ucap Dr Ricky E. Rooroh, SpM, Ophthalmologist dari Klinik Mata Nusantara yang kerap melakukan bedah LASIK.

Jika tidak ada patokan jumlah minus atau plus yang perlu ditangani. Begitu pula dengan batas maksimalnya. Prinsipnya, bila gangguan penglihatan Anda masih bisa diatasi dengan kacamata atau lensa kontak, artinya bisa disembuhkan dengan LASIK.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, bedah hanya boleh dilakukan pada kondisi mata sehat. Artinya tidak ada kerusakan pada kornea mata dan ketebalannya mencukupi, retina harus bagus, produksi air mata baik dan tekanan bola mata normal. Itu sebabnya sebelum melakukan operasi, pasien perlu melewati serangkaian pemeriksaan yang detail. Proses itu yang cukup lama.


Tanpa menginap


Adapun prosedurnya dilakukan menggunakan alat mikrokeratom untuk membuka lapisan atas kornea mata. Selanjutnya dilakukan excimer laser untuk menghilangkan sebagian lapisan kornea. Teknologi canggih ini untuk membentuk kembali lapisan kornea dan secara permanen menyembuhkan miopia serta astigmatisme (mata silinder).

Lapisan atas kornea yang dibuka tadi dikembalikan ke posisi semula untuk menutup daerah yang telah dioperasi. Karena hanya lapisan dalam saja dioperasi, permukaan kornea sama sekali tidak disentuh. Sehingga pasien tidak merasakan sakit setelah operasi. Irisan tersebut akan secara alami menyambung sendiri setelah beberapa menit tanpa perlu dijahit sama sekali.

Proses LASIK dilakukan untuk pasien tanpa rawat inap dengan anestesi lokal. Pasien tetap sadar selama operasi berlangsung. Setelah operasi, penglihatan mungkin sedikit kabur namun akan berangsur membaik antara 2 hari sampai seminggu setelah operasi. Keluhan lainnya, mata mungkin saja terasa berpasir dan sensitif terhadap cahaya. Gejala-gejala ini akan terasa 1-6 jam pasca operasi dan akan mereda 8-12 jam. Untuk mengatasinya, pasien disarankan untuk menggunaka tetes mata dan pelumas serta menutup mata untuk 1 jam pertama. Dan dua minggu setelah operasi, pasien biasanya tidak diizinkan untuk berenang atau melakukan aktivitas ekstrem yang bisa membuat mata iritasi.

Biaya Operasi LASIK untuk satu mata 7,8 juta rupiah. Untuk 2 mata sekaligus: 15,5 juta rupiah. Sementara biaya pemeriksaan untuk 2 mata 700.000 rupiah.

Klinik Mata Nusantara
Telepon: 654-6688
Jalan Angkasa, Gedung Datascrip lantai 6
Kawasan Niaga Selatan, Blok B.15. Kemayoran, Jakarta.

(CHIC)

Sumber : Kompas Cybermedia, 29 September 2005
===================================================
Makanan dan Cara Membaca
Mempengaruhi Kesehatan Mata


Jakarta, Kompas

SAAT ini kian banyak anak-anak yang sejak kecil sudah memakai kacamata. Ternyata, selain faktor genetik, pola makan dan cara membaca sangat memengaruhi kesehatan mata.

Karena itu, orangtua hendaknya memerhatikan gizi dan vitamin yang dikonsumsi, serta memerhatikan kebiasaan mereka membaca.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr Vidyapati Mangunkusumo SpM, Kepala Subbagian Refraksi Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan, dari 300 anak-anak sekolah di perkotaan, 15 persen di antaranya mengalami kelainan refraksi. Padahal, di pedesaan hanya 11 persen.

Vidyapati yang ditemui di ruang kerjanya di Bagian Mata FKUI Jakarta menyatakan bahwa refraksi adalah pembiasan. Gangguan refraksi atau gangguan pembiasan akan mengakibatkan rabun, bisa jauh (miopia) atau dekat (hipermetropia).

Rabun jauh , menurut Vidyapati, adalah fokus bola mata yang hanya mampu melihat obyek dekat, tetapi kabur bila melihat obyek-obyek yang jauh letaknya. Miopia umumnya merupakan kelainan yang diturunkan oleh orangtuanya (genetik) sehingga banyak dijumpai pada anak-anak usia dini sekolah.

Penyebab rabun jauh bermacam-macam: bisa karena korneanya terlalu cembung sehingga sinar bayangan tidak tepat jatuh pada titik fokus di retina-disebut makula-atau lensa di dalam mata terlalu gemuk.

Penyebab utama rabun jauh adalah genetik. Namun, faktor lingkungan pun bisa memengaruhi, seperti makanan yang kurang gizi dan vitamin, serta cara membaca yang tidak benar. Posisi terbaik untuk membaca adalah duduk dengan posisi buku disandarkan di depan mata-bukan di atas meja-dengan jarak pandang 33 cm dari mata.

"Kalau membaca sambil tiduran, maka ada kecenderungan mata yang berfungsi hanya sebelah sehingga merangsang kerusakan mata satunya," kata Vidyapati.

Karena ini adalah gangguan refraksi/pembiasan, maka perbaikannya dengan perbaikan pembiasan. Yang paling sederhana adalah menggunakan kacamata. Kemudian terjadi perkembangan ilmu bio medis sehingga ada lensa kontak yang bisa ditempelkan di mata.

NAMUN, tidak semua orang merasa nyaman menggunakan kacamata atau lensa kontak. Sejalan dengan perkembangan perbaikan struktur organ, teknik pembedahan untuk memperbaiki kornea mata juga berkembang. Dengan teknik ini, orang tak perlu lagi menggunakan kacamata atau lensa kontak.

"Namanya bedah refraktif. Ilmu pembiasan adalah ilmu yang sangat lama. Dengan berkembangnya ilmu, kini perbaikan pembiasan dilakukan lewat pembedahan," kata Vidyapati.

Bedah refraktif dimulai dengan tahap perubahan struktur bentuk kornea sebagai organ paling vital di mata, disebut radial keratotomy (RK).

Tahap kedua, photo refraktif keratotomy (PRK) adalah pembedahan untuk mengubah bentuk kornea tetapi dengan bantuan laser excimer, suatu bentuk laser yang tidak merusak batas membran dari sel. Jadi hanya melepas sel satu dari yang lain. Terjadilah perubahan bentuk pada kornea yang berdampak pada perbaikan pembiasan.

Tahap perkembangan ketiga adalah perubahan bentuk kornea melalui teknik laser insitu keratomileusis (lasik). Lasik adalah suatu prosedur yang mengikis/membentuk ulang kornea sehingga nantinya kornea bisa membiaskan lebih baik. Penglihatan akan kembali tajam tanpa bantuan kacamata ataupun lensa kontak.

Pembentukan ulang kornea ini dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi karena perhitungannya dilakukan dengan alat diagnostik yang terkomputerisasi.

Dengan alat orbscan sebagai alat topografi kornea- mendiagnosis bentuk permukaan kornea-dan sywave untuk mendiagnosis ketidakteraturan cahaya masuk ke dalam mata, maka dapat dibuat data kesalahan refraksi per individu mata. Data ini menjadi input bagi laser untuk membentuk ulang permukaan kornea sehingga menghasilkan penglihatan tajam. Teknik lasik ini yang kini banyak diminati.

Selain pembedahan kornea, untuk memperbaiki pembiasan juga bisa dengan pembedahan lensa, yakni dengan menyedot lensa mata asli dan diganti dengan lensa buatan (akrilik). Langkah ini disebut refractive lens exchange.

Semua langkah tentulah memakan dana tidak sedikit. Karena itu, cara termurah agar tidak mengalami gangguan refraksi adalah dengan menjaga kesehatan mata. Cukup dengan mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebiasaan membaca sejak masih kanak-kanak. (LOK)

Sumber : Kompas Cybermedia, Sabtu 30 April 2005
==============================
Mata Merah Korban Salah Kaprah

Oleh : dr. H. Raman R. Saman, Sp.M; Sp.K, MBA, di Jakarta


Mata

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Sudah terserang "mata merah", dijauhi teman pula. Begitulah kira-kira gambaran peruntungan Yopie belakangan ini.

Meski sudah memakai kacamata hitam ala tukang pijat, tetap saja tak ada rekan kerjanya yang mau mendekat. "Mereka takut memandang mata saya," ujarnya. Sia-sia saja Yopie menjelaskan bahwa mata merah tak mungkin menular hanya lewat pandangan.

Dari dokter yang didatanginya, Yopie tahu, mata merah yang disebabkan oleh virus memang sangat menular. Namun, proses penularannya bukan lewat saling pandang. Berpindahnya virus terjadi lewat media yang sebelumnya bersentuhan dengan mata. Misalnya kacamata, saputangan, handuk, atau lensa kontak. Paling gampang, tentu lewat jari-jari tangan yang sudah tercemar virus dari mata. Itu sebabnya, orang yang sehari-hari kerap berurusan dengan "barang publik" (uang misalnya), berisiko tinggi kena tular.

Lalu, mengapa virus mata merah gampang mewabah?

Karena dari media penular tadi, dia bisa bertebaran di pelbagai tempat, bahkan hinggap di tempat keramaian, mulai terminal, sekolah, kampus, hingga pasar swalayan. Dengan kata lain, yang harus diperhatikan dari penyakit yang kerap juga disebut belekan ini adalah media penularannya yang sangat beragam. Jadi, tak perlu takut melakukan kontak mata dengan penderita.

Mata merah sendiri sebenarnya istilah awam untuk konjungtivitis, radang selaput tipis pada putih mata dan di dalam kelopak mata. Bila terkena infeksi, pembuluh darah halus di konjungtiva akan membesar, sehingga mata berubah merah. Ketika virus menyerang korban yang lemah kondisi fisiknya, infeksi menjadi lebih berbahaya, karena bisa ditunggangi kuman. Mata merah pun jadi bengkak, disertai nyeri pada bola mata. Bersamaan dengan itu, produksi sampah mata alias belek terus bertambah.

Selain iritasi dan infeksi, pembesaran pembuluh halus bisa pula terjadi akibat masuknya benda asing seperti debu, kotoran, polusi udara, asap rokok, pemakaian lensa kontak yang kurang tepat, zat kimia, glaukoma (meningkatnya tekanan di dalam bola mata), alergi mata, hingga peradangan pada tirai mata. Kalau mata merah akibat infeksi lazim diiringi demam (tidak enak badan) dan bertambahnya belek, mata merah non-infeksi tak diiringi gejala-gejala tadi. Namun, mata akan terlihat sama merahnya.

Kalau murni diakibatkan virus, mata merah cukup diatasi dengan beristirahat di rumah. Biasanya, setelah tiga hari akan sembuh dengan sendirinya, karena air mata secara alami sudah mengandung antiseptik. Namun, kalau dalam tiga hari mata makin sakit, merah, serta pedih, segera pergi ke dokter, agar keluhan yang dialami dapat terdeteksi sedini mungkin.

Di samping berjaga-jaga terhadap penularan, perawatan mata yang benar akan membuat kita terhindar dari serangan mata merah dan belek-beleknya. Para pengendara sepeda motor, contohnya, termasuk golongan yang harus rajin memakai alat pelindung mata. Terpaan angin, debu, dan sinar mentari bisa mengganggu kesehatan mata. Kacamata pelindung pun diperlukan para pekerja pabrik, peniup gelas, pengelas, sampai pengecor besi.

Untuk membersihkan mata, cukup pakai air bersih atau boorwater (air suci hama yang biasa dijual di apotek). Jangan terlalu percaya pada mitos tentang air sirih yang sering disebut-sebut dan kadung dikenal di kalangan masyarakat tertentu sebagai pembersih mata terbaik. Boorwater pun tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin. Bila hanya kelilipan, entah kemasukan pasir, bulu mata, atau debu, tidak harus dicuci dengan boorwater. Menggunakan air bersih saja sudah cukup.

Bagaimana dengan mata merah yang kerap dialami
orang yang baru saja selesai berenang?


Oh, itu bukan lantaran kemasukan kuman, tapi karena kaporit yang ada di kolam renang. Namun, jangan khawatir, kaporit atau sabun mengandung antiseptik yang justru melindungi mata dari serangan virus. Selesai berenang, warna merah itu akan kembali putih dengan sendirinya. (intisari)

Sumber : Kompas ybermedia, Selasa 26 Oktober 2004


================================================
Konsultasi :
Makan Wortel Pengganti Kacamata ?


Jakarta , Kamis

Oleh : Dr. Hendrawan Nadesul, Dokter Umum

Kasus :

"Saya seorang mahasiswi. Belakangan saya baru memeriksa visus saya, ternyata belum setahun sudah harus berganti kacamata lagi. Kami memang turunan berkacamata. Saya merasa tidak enak dengan kacamata. Untuk pakai lensa kotak, saya tak suka. Teman saya bilang visus mata bisa dikurangi dengan makan banyak wortel. Malah ada yang mengaku bisa bebas tanpa kacamata setelah sering makan wortel. Betulkah Dokter?"

(San, Rus,. Jakarta)

Jawaban:

Tidak betul anggapan bahwa sering makan wortel dapat menggantikan kacamata.

Visus atau ketajaman penglihatan seseorang jadi menurun sebab lensa mata gagal memfokuskan bayangan persis jatuh tepat di retina.

Agar bayangan yang kita lihat kembali jatuh tepat di retina, diperlukan bantuan lensa (minus) pada kasus myopia atau rabun jauh, dan lensa positif pada kasus rabun dekat (presbyopia) atau mata tua.

Rabun jauh terjadi sebab sumbu mata berubah panjangnya. Bisa disebabkan oleh struktur bolamata yang melonjong ke atas, sehingga sumbu mata lebih pendek dari normal dan bayangan jatuh di depan retina. Atau bisa juga sebab bawaan dari lahir, sementara lensanya sendiri normal adanya.

Pada mata tua, fungsi lensa yang oleh proses menua sudah tak elastis lagi menebal menipisnya, sedangkan sumbu bolamatanya sendiri tetap normal. Pada mata tua, bayangan dan jarak dekat (membaca) selalu jatuh di belakang retina, sehingga perlu lensa positif agar bayangan jatuh di retina, sementara untuk melihat jauh, tetap normal.

Fungsi wortel, vitamin A khususnya, berperan pada sel-sel retina untuk fungsi melihat terang gelap, bukan tajam tidaknya penglihatan. Dan ini yang terjadi pada kasus rabun senja.

Apabila seseorang menderita kekurangan vitamin A, keluhannya gagal melihat dalam kegelapan. Begitu mata hari terbenam, ketajaman penglihatan menurun. Pada kasus ini peran vitamin A yang banyak terdapat dalam wortel menentukan sekali, tapi tidak pada kasus rabun jauh maupun rabun dekat.

Bahwa segala penyakit yang mengganggu fungsi retina juga mengganggu ketajaman penglihatan, memang iya. Namun, bukan cuma vitamin A yang memberi makan lapisan saraf retina agar tetap subur, melainkan butuh vitamin dan mineral lain juga agar “film” tustel bolamata kita itu tetap sensitif menerima rangsangan cahaya sampai usia tua, sehingga yang kita pandang selalu lebih indah dari warna aslinya.@

1 comment:

ben said...

mau tanya tentang bedah lasik.
saya kmarin liat video tentang operasi lasik
di
http://www.infonline.tk/2010/05/lasik-eye-surgery-video.html

apa benar operasi lasik itu sakit?
dan apa banyak efek sampingnya?