Tuesday, June 27, 2006

NYAMUK, MUSIBAH ATAU ANUGERAH ?


HIDUP di daerah tropis memang selalu direpotkan dengan kehadiran nyamuk. Apalagi yg tinggal di daerah yang kebetulan jadi tempat berkumpulnya serangga ini. Nyamuk biasanya diberantas dengan menggunakan obat entah itu obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, maupun obat anti nyamuk yang dioleskan, yang tentu saja mengandung bahan kimia. Padahal selain itu ada cara yang lebih ramah lingkungan dalam hal mengusir nyamuk. Apalagi jika kita memiliki seorang anak kecil atau bayi yang biasanya rentan terhadap bahan kimia seperti insektisida ini.

Caranya dengan memanfaatkan tanaman hidup pengusir nyamuk yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Artinya tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dulu. Cara mengusirnya adalah melalui bau menyengat yang keluar dari tanaman ini.

Jadi, daripada kita beli obat oles anti-nyamuk dan semprot / bakar obat nyamuk, yang belum tentu baik atau cocok bagi kesehatan kulit dan paru-paru anda, lebih baik kita budidayakan salah satu tanaman tersebut di rumah kita. Selain kita mendapatkan suasana rumah yang lebih asri, indah dipandang mata, juga tidak terus-menerus merogoh kantong lebih dalam.

Menurut Agus Kardinan seorang peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, tanaman2 ini bisa dan ampuh membuat benteng pelindung dari serangan nyamuk2 iseng. Mungkin untuk anda yang senang bakar-bakaran, cobalah bakar kulit durian atau kulit duku. Katanya ini resep dari kampung tapi bisa jadi efektif pula dipraktekkan di lingkungan kota .

===============================

Laris Manis Tanaman Antinyamuk

Oleh : Lusiana Indriasari

Satu mobil sedan berhenti di pinggir trotoar Jalan Senayan, Jakarta Pusat. Dari kendaraan itu turun seorang laki-laki berumur 40-an tahun dan langsung bertanya kepada seorang pedagang tanaman, "Ada tanaman antinyamuk Pak?"

Trotoar di sepanjang jalan itu memang sudah puluhan tahun dikuasai para penjual tanaman hias. Menanggapi pertanyaan tadi, Agung, salah seorang pedagang di tempat itu langsung mengambil satu pot kecil berisi satu tanaman yang bentuknya seperti tanaman perdu. Daun-daunnya panjang dan ramping serta rimbun. "Masih ada empat lagi," kata Agung menjelaskan. Satu pot kecil berisi tanaman antinyamuk itu dijual seharga Rp 40.000.

Agung kemudian mengajak calon pembeli, yang menginginkan tanaman yang berukuran lebih besar, ke lapak sebelahnya. Di lapak itu ada satu pot besar berisi tanaman antinyamuk setinggi 50-an cm yang sudah berbunga. Menurut Agung, bunga itu nantinya akan menjadi buah yang kemudian bisa dijadikan bibit tanaman baru. Calon pembeli langsung setuju meski harganya relatif mahal, Rp 200.000, bahkan mencari beberapa tanaman lagi yang ukurannya sama.

Di kawasan Senayan dan beberapa tempat lainnya, tanaman antinyamuk memang cukup terkenal. Menurut beberapa pedagang, tanaman ini mulai populer diperdagangkan sekitar dua tahun lalu. Nama tanaman antinyamuk hanyalah sebuah julukan. Menurut Rizal (37), pedagang tanaman di Senayan, tanaman antinyamuk tersebut bernama zodia. Dalam literatur, nama latinnya evodia suaveolens scheff. Tanaman itu berasal dari Papua.

Zodia dipercaya bisa mengusir nyamuk-nyamuk yang ada di sekitarnya karena tumbuhan tersebut mengeluarkan aroma khas, khususnya jika tertiup angin. "Tidak ada nyamuk yang mendekat," kata Rizal.

Ternyata tidak semua pedagang tahu bahwa tanaman antinyamuk itu bernama zodia. Di kalangan pedagang tanaman tersebut lebih dikenal dengan nama "tanaman antinyamuk". Agung menjelaskan, agar berkhasiat seperti yang diharapkan, tanaman antinyamuk itu bisa diletakkan di dalam ruangan. Apalagi kalau diletakkan di depan kipas angin, bau-bauan yang dikeluarkan bisa menyebar ke mana-mana.

Menurut Agung, satu pot kecil bisa diletakkan di satu ruangan berukuran 2 x 2 meter persegi. Entah dari mana dia mendapatkan "resep" itu, yang jelas ada beberapa pembeli yang manggut-manggut ketika Agung menjelaskan cara pemakaian tanaman antinyamuk. "Tetapi jangan terus-terusan ditaruh di dalam kamar, bisa mabok," kata Agung lagi. Yang dia maksud adalah penghuni kamar tidak kuat dengan aroma tanaman yang menyengat itu.

Rizal punya "resep" lain. Tanaman zodia yang berukuran besar, berdiameter sekitar 60 cm, cukup ditanam di halaman rumah dekat dengan pintu atau jendela. Ia menjelaskan, jika tertiup angin, aroma yang dikeluarkan tanaman tersebut bisa sampai ke dalam rumah. "Kalau maghrib (senja), bau-bauannya semakin terasa," kata Rizal. Harga satu tanaman zodia berukuran besar bisa mencapai Rp 300.000-Rp 350.000.

Beberapa pembeli yang ditemui mengatakan, mereka akan meletakkan tanaman zodia di dalam kamar atau ruang keluarga. Candra, misalnya, berniat membeli beberapa tanaman zodia berukuran besar untuk diletakkan di ruang keluarganya yang berukuran 7 x 5 meter persegi. Penduduk Kelapa Gading ini membelinya karena beberapa waktu lalu anaknya yang bernama Kevin terkena penyakit demam berdarah dengue dan dirawat di rumah sakit selama satu minggu.

Bukan hanya zodia yang dipercaya sebagai tanaman pengusir nyamuk, masih ada satu tanaman lagi, yaitu lavender (lavandula spp), yang kerap diburu pembeli. Ada pula sereh wangi (andropogon nardus L) yang juga dipercaya bisa menangkal nyamuk. Bahkan, tanaman sereh wangi sudah dipakai oleh salah satu produsen minyak telon untuk mencegah gigitan nyamuk pada bayi dan anak kecil.

Tanaman lavender yang bentuknya juga seperti tanaman perdu memiliki bunga berwarna ungu kecil-kecil.

Berbeda dengan tanaman zodia, menurut Agus (juga pedagang bunga di Senayan), tanaman lavender mengeluarkan aroma dari bunganya. Agus mengatakan, bunga lavender juga bisa digosok-gosokkan ke badan untuk menghindari gigitan nyamuk. Harga lavender lebih murah dibandingkan dengan zodia. Untuk ukuran kecil, berdiameter sekitar 30 cm, harganya mencapai Rp 25.000-Rp 30.000.

Baik tanaman zodia maupun lavender kini banyak dicari orang karena dipercaya bisa menggantikan fungsi bahan kimia pembunuh nyamuk. "Rasanya lebih aman aja meskipun tidak bisa untuk membunuh nyamuk," tutur Candra memberi alasan tentang keinginannya membeli tanaman tersebut.

Demam berdarah dengue (DBD) yang merebak setiap tahun di Jakarta membuat tanaman antinyamuk laris manis diserbu pembeli. Rizal, misalnya, tahun lalu bisa menjual 20 tanaman zodia berukuran besar dengan harga berkisar Rp 300.000 sebatang.

Agus menjual lebih dari 30 tanaman lavender dengan harga sekitar Rp 30.000 per pohon.

"Kita enggak aji mumpung. Mentang-mentang lagi dicari orang harga terus dinaikkan. Kalau persediaan ada, harganya enggak naik. Kalau tidak ada persediaan dan susah nyarinya, baru harganya lebih mahal," kata Rizal.

Pemeliharaan tanaman zodia dan lavender cukup mudah. Menurut Rizal, tanaman zodia tahan hama dan cukup disirami dua hari sekali. Tanaman lavender, lanjut Agus, disirami satu hari sekali. Untuk menjaga penampilan zodia, tanaman itu perlu disemprot dengan obat antihama karena daunnya sering dikerubuti semut-semut kecil. Semut kecil ini menyebabkan daun zodia menjadi kerdil dan mengkerut.

Tanaman zodia dan lavender mulai tren setelah muncul kasus DBD pada tahun 2003 yang mengakibatkan banyaknya korban meninggal dunia. Saat itu sebuah majalah yang khusus membahas soal tanaman memperkenalkan tanaman ini kepada masyarakat. Berbekal pengetahuan dari majalah itu dan dari obrolan mulut ke mulut, beberapa pedagang mulai menjual zodia dan lavender.

Para pedagang tanaman hias biasanya membeli zodia dan lavender dari kawasan puncak, Bogor, Jawa Barat. Di Jakarta kedua tanaman tersebut bisa ditemukan di kampung Banjarsari, Kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan. Di perkampungan ini hampir seluruh kepala keluarga di RW 08 menanam zodia dan lavender.

Di kampung Banjarsari, zodia berumur tiga bulan dijual dengan harga Rp 50.000, sedangkan yang berumur di atas satu tahun dijual Rp 300.000 per pohon. Lavender dijual rata-rata Rp 7.500 per tanaman. Jenis-jenis tanaman antinyamuk ini juga sering diperkenalkan dalam acara-acara pameran tanaman hias.

Sumber : Kompas Cybermedia Rabu, 11 Mei 2005

=====================================================
Tanaman Anti Nyamuk:
Insektisida Hidup Pengusir Nyamuk


Oleh : Mohammad Wildan Hambali

Belakangan, wabah demam berdarah dengue (DBD) kembali merebak di beberapa daerah. DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan virus dengue­terutama menyerang anak-anak. Tanda-tandanya antara lain demam tinggi mendadak, dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok dan kematian.

Bahkan pemerintah menetapkan enam daerah dalam kondisi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Keenam daerah itu, ungkap Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT. Siti mengatakan di enam daerah itu, jumlah korban DBD mencapai dua kali lipat dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Namun, paparnya usai sidang kabinet di Istana Negara, Senin (7/2), wabah DBD tahun ini tidak setinggi tahun lalu.

Terjadinya KLB DBD ini disinyalir karena populasi vektor, yaitu nyamuk Aedes aegypti semakin meningkat. Di sini, dapatlah dikatakan kalau nyamuk merupakan serangga yang selalu mendatangkan masalah bagi manusia, selain gigitan dan suara dengungannya, perannya sebagai vektor pembawa penyakit dapat menimbulkan masalah yang serius. Berbagai upaya pengendalian vektor telah dilakukan. Hal ini untuk memutus siklus hidup nyamuk, sehingga mengurangi kontak antara manusia dengan vektor. Untuk itu, perlu diterapkan pendekatan terpadu terhadap pengendalian nyamuk dengan menggunakan semua metode yang tepat (fisik-lingkungan, biologi dan kimiawi) aman, murah dan ramah lingkungan.

Pemberantasan nyamuk biasanya dengan menggunakan insektisida sintesis sebagai racun serangga, entah itu obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, maupun obat antinyamuk yang dioleskan, yang tentu saja mengandung senyawa kimia. Padahal selain itu ada cara yang lebih ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan tanaman anti nyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Artinya tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dulu. Kemampuan jenis tanaman ini sebagai pengusir nyamuk bisa dianggap istimewa. Penyebabnya adalah bau menyengat yang keluar dari tanaman ini.

Bau menyengat inilah yang diduga tidak disukai serangga. Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah. Berikut ini beberapa insektisida hidup pengusir nyamuk yang dapat kita gunakan.

Akar Wangi (Vertiver zizanoides)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sri Murwarni (2002) berupa pemanfaatan ekstrak akar wangi untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus, yaitu meliputi uji hayati daya racun ekstrak akar wangi untuk LC50 maupun LT50 terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan percobaan tersebut, maka dari uji toksitas yang dilakukan menunjukkan, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 0,20%, dan 0,25% mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti kurang lebih dalam waktu 2 jam.

Suren (Toona sureni, Merr)

Tanaman dari keluarga Meliaceae ini termasuk tanaman tahunan yang berbentuk pohon. Tinggi tanaman bisa mencapai 20 m dan pertumbuhannya tergolong cepat. Suren tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 2.000 m dpl. Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatif yaitu melalui biji. Daun dan kulit kayunya beraroma cukup tajam. Secara tradisional, petani menggunakan daun suren untuk menghalau hama serangga tanaman. Pohon suren berperan sebagai pengusir serangga (repellant) dan dapat digunakan dalam keadaan hidup (insektisida hidup).

Berdasarkan penelitian, suren memiliki kandungan bahan surenon, surenin dan surenolakton yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera. Bahan-bahan tersebut juga terbukti merupakan repellant (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk.

Cara penempatan tanaman ini bisa diletakkan di sudut-sudut ruangan dalam rumah, sebagai media untuk mengusir nyamuk. Jumlah tanaman dalam ruangan tergantung luas ruangan. Sementara, untuk penempatan diluar rumah/pekarangan sebaiknya diletakkan dekat pintu, jendela atau lubang udara lainnya, sehingga aroma tanaman terbawa angin masuk ke dalam ruangan.

Bagi manusia, tanaman hidup pengusir nyamuk dapat memberikan nilai positif. Manfaat ganda tanaman-tanaman ini, selain membuat rumah tampak sejuk dan indah, juga mampu mengusir serangga terutama nyamuk. Cara yang sederhana, mudah, murah dan ramah lingkungan.

Zodia (Evodia suaveolens, Scheff)

Orang Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Kita ketahui, zodia ini tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua.

Kenapa nyamuk takut pada zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae.Ia mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene
13,26 persen. Nah, linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Menurut Agus Kardinan (2004), daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen.

Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin. Selain itu, daun zodia terasa pahit, bisa digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria.

Zodia akan mengeluarkan aroma bila daun-daunnya saling menggosok. Letakkan tanaman di sekitar tempat angin masuk dalam ruangan, bisa juga di sudut ruangan tertentu, kemudian tiup dengan kipas angin. Aroma yang cukup wangi pun akan keluar. Namun demikian, kita tetap harus waspada. Seandainya tanaman zodia diletakkan di ruangan yang sempit dan sedikit sirkulasi udara, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Lazimnya, tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga bisa langsung ditanam di halaman rumah. Bahkan, bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman ­ bila dibiarkan bebas di lapangan ­ bisa mencapai 200 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang.

Tanaman perdu ini berasal dari keluarga Rutacea. Tinggi tanaman 0,3 – 2 m dan panjang daun dewasa 20 – 30 cm. Bentuk zodia cukup menarik sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini memang berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400 – 1.000 m dpl.

Tanaman zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun bijinya. Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji zodia akan jatuh dan tumbuh di sekitarnya. Hanya saja, fase pertumbuhan membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, bisa-bisa malah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari justru pertumbuhannya tidak sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin.

Geranium (Geranium homeanum, Turez)

Tanaman ini merupakan keluarga Geraniaceae, tanaman perdu ini tingginya 20 – 60 cm. Sebagai tanaman perdu, umur tanaman ini cukup panjang karena mampu bertahan hidup 3 – 5 tahun. Karena penampilannya yang indah, geranium sering dijadikan tanaman hias yang ditanam dalam pot dan diletakkan di halaman atau dalam rumah.

Selain penampilan yang indah, tanaman ini mengeluarkan aroma yang cukup harum. Namun, aroma tersebut tidak disukai serangga. Daun geranium berjumlah tunggal, berwarna hijau, berbulu, berbau harum, tepi bergerigi dan ujungnya tumpul. Batangnya berkayu, berbulu, ketika masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kecoklatan.
Perkembangbiakan tanaman ini dengan cara stek batang. Geranium memiliki akar tunggang. Caranya, dengan mematahkan batang yang masih muda lalu menancapkannya ke tanah. Geranium memiliki kandungan geraniol dan sitronelol yang merupakan bahan yang berbau menyengat dan harum, sehingga sering digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun mandi. bahan tersebut bersifat antiseptik dan tidak disukai nyamuk.

Kalau zodia lebih banyak ditanam di dalam pot, maka geranium lazim ditanam outdoor, meskipun cara penggunaannya sama, yakni dengan menggoyang-goyang helaian daun, atau tertiup oleh angin maupun kipas angin, lalu keluar bau wangi yang khas (agak langu).

Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) tumbuh merumpun, banyak anakan. Daunnya hijau, berbentuk menjangkar (menyerupai jangkar), tepi daun bergerigi. Batangnya banyak mengandung air. Lazimnya diperbanyak dengan menggunakan stek anakan.

Tanaman geranium sekurang-kurangnya memiliki tiga varian, yakni Citrosa mosquito fighter, Cirosa queen of lemon, dan Citrosa lady diana. Citrosa mosquito fighter dulu-dulunya cukup mudah ditemukan di kawasan sekitar Bandung dan Sukabumi. Tumbuh liar di seputar sawah dan digunakan oleh orang-orang kampung. Daunnya diambil lalu diselipkan di antara pakaian dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan ngengat, juga memberikan aroma khas. Sekarang, tanaman ini kembali diburu orang, terlebih di zaman dimana pola hidup "kembali ke alam" makin ngetren.

Selasih (Ocimum spp)

Tanaman perdu ini dari keluarga Labiatae. Tanaman ini sangat banyak variasinya dan sering berubah-ubah penampilan, khususnya warna daun jika ditanam di lingkungan yang berbeda-beda. Selasih tumbuh di daerah dengan ketinggian 1 – 1.100 m dpl. Tempat favoritnya adalah daerah yang teduh dan lembab. Perkembangbiakan selasih adalah dari bijinya. Daya adaptasi tanaman ini dengan lingkungan cukup baik, sehingga mudah tumbuh di hampir semua tempat.

Selasih mengandung eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak serangga, sehingga zat-za tersebut juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bau daun selasih tercium sangat tajam, bahkan jika tercium agak lama atau disimpan dalam ruangan dapat mengakibatkan rasa mual dan pening. Komponen-komponen utama selasih yang bersifat volatil (menguap) menyebabkan nyamuk enggan mendekati tanaman ini. Biji selasih bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, membantu pencernaan, mengobati kram usus dan melancarkan buang air besar.

Lavender (Lavandula latifolia,Chaix)

Penampilan bunga lavender memang amat menarik. Bunganya berwarna ungu kecil-kecil. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosok ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Perbanyakan tanaman lavender (Lavandula angustifolia) biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 - 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.

Keberadaan tanaman lavender mengundang para penyuling minyak atsiri untuk menyuling bunganya karena selain bisa digunakan langsung untuk pengusir nyamuk, bunganya juga menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan penolak serangga (repellant dan antifeedant), bahkan termasuk bahan yang sering digunakan sebagai lotion anti nyamuk.Minyak lavender memang sering dipakai sebagai aromaterapi. Bahkan, di beberapa rumah, minyak lavender ini ditempatkan di ruang tamu. Komposisi utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat. Tanaman ini dapat diperbanyak secara stek batang dan biji.

Tanaman yang merupakan keluarga Lamiaceae ini berbentuk seperti semak atau pohon kecil. Daunnya bertulang sejajar, memiliki bunga kecil berwarna ungu kebiruan yang tumbuh di ujung cabang. Aroma bunga tersebut sangat harum mirip kamper, yang tidak disukai serangga. Lavender tumbuh baik di ketinggian 500 –1.300 m dpl. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik kualitas minyaknya.

Serai Wangi

Selama ini, serai wangi dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Namun, ternyata serai wangi ­ terutama batang dan daun ­ bisa pula dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Ya, pasalnya tanaman serai wangi ini mengandung zat-zat seperti geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

Secara sederhana kita dapat membuat ekstrak serai wangi. Caranya, sediakan 1 kg daun dan batang serai wangi, lalu cuci dan tiriskan sampai kering. Masukkan dalam blender, lalu haluskan. Masukkan hasil blenderan ke dalam 250 ml air, lantas rendam selama semalam. Setelah itu, saring dan masukkan ke dalam botol, lalu encerkan dengan aquades.
Untuk menggunakannya, tuangkan ekstrak serai wangi ke dalam alat penyemprot, lalu semprotkan ke tempat dimana nyamuk-nyamuk bersembunyi.

Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 50 - 100 cm. Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1 meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih. Akarnya serabut.

Perbanyakan dilakukan dengan pemisahan stek anakan. Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas. Poting sebagian daun stek atau kurangi hingga 3 - 5 cm dari pelepah daun. Sebagian akar juga dikurangi dan tinggalkan sekitar 2,5 cm di bawah leher akar. Setelah itu, ditanam di halaman rumah.


Daftar Pustaka:
  • Arda Dinata, AMKL.,Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes; Cakrawala, Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Iptek, Kamis, 17 Februari 2005
  • Tabloid Nova 26 Juni 2006
===========================================

Catatan Tambahan :
Tanaman Anti Nyamuk

- Geranium = dalam/luar rumah, mengandung geraniol dan sitroneol

- Rosemary = dalam/luar rumah, cukup air dan sinar matahari



Keterangan Gambar :
Tumbuhan Rosemarylime













Keterangan Gambar :
Tanaman Rosemarypeppermint









- Selasih = luar rumah, manusia juga bisa pusing cium aromanya

- Zodia = dalam/luar rumah, relatif kecil dan murah

- Citrosa Mosquito Fighter = mirip geranium, aroma mint, dalam/luar rumah, bisa untuk aromaterapi, pupuk NPK ½ sendok the 1x/minggu, media banyak pupuk kandang.

- Mintrosa of Lady Diana = mirip Citrosa M.F., aroma lebih kuat, anti-kecoa, pemeliharaan sama persis, hidup dataran tinggi/rendah

- Citrosa Queen of Lemon = aroma jeruk, anti-ngengat, 10 daun kering gantikan kapur barus di lemari, hidup dataran tinggi/rendah, dibawah naungan, pemeliharaan sama persis

- Tembelekan (Lantana camara L.) = bunga semarak warna, mengundang kupu2 dan kumbang, lebih efektif jika daun lantana kering dibakar.

- Tai kotok / Marigold (Tagetes patula L.) = bunga semarak warna, perlu sinar matahari.

Sumber: http://rumah-dme3.blogspot.com/2004/05/tanaman-yg-paling-dibenci-nyamuk.html

1 comment:

titi said...

infonya bagus banget..
boleh tau literatur aslinya??
mkc banyak..